STAY WITH US

Breaking

Monday, May 29, 2017

Maluku Ingin Dibikin Rusuh, Warga Deklarasikan Tolak ISIS



AMBON - Masyarakat Maluku dan Maluku Utara bertekad menjaga dan melindungi daerah tersebut dari gangguan dan paham radikal Islamic State Iraq and Syria (ISIS). Hal itu diungkapkan dalam ceramah deradikalisasi dengan tema "Menentang Paham Radikal ISIS dan Teroris di Maluku dan Indonesia Pada Umumnya".

Selain ceramah, kegiatan tersebut juga diisi dengan Deklarasi Damai Umat Islam Maluku, Demi Terwujudnya Islam Rahmatan Lil Alamin di kediaman Ustad Jumu Tuani, Jalan  Lorong Pendidikan Gunung Malintang, Desa Batu Merah Kecamatan, Sirimau Kota Ambon, Minggu (28/5/2017).

Penanggung jawab sekaligus mantan Panglima Operasi Pusat Komando Jihad Maluku 2000-2002  Ustad Jumu Tuani mengatakan, ISIS itu bukan mujahid tetapi perusak agama Allah SWT. Mereka datang ke Masjid bukan untuk salat tetapi untuk merampok yang dianggapnya sebagai fai.

"Mereka menghalalkan darah seorang kaum muslimin, ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Apakah Islam mengajarkan hal yang demikian, Islam adalah agama yang Rahmatan Lil Alamin," ujarnya.

Jumu melihat, ISIS berorientasi ke Maluku dan Maluku Utara karena mereka tahu militansi orang-orang Maluku/Maluku Utara sangat tinggi. "Mereka menginginkan Maluku ini rusuh agar mereka bebas menenteng senjata kemana-mana," ucapnya.

ISIS menganggap Negara Indonesia ini kafir karena negara ini tidak menjalankan ajaran Islam secara kaffah sehingga menganggap mereka paling benar. Padahal mereka sangat jauh dari kebenaran. Untuk itu, Jumu mengajak masyarakat menjaga kedamaian yang sudah tercipta di Maluku.

"Sekarang Ambon sudah damai, saya mengajak suadara-saudara semua yang dulu terlibat dan merasakan konflik tahun 1999, agar tidak terjerumus ke jalan yang salah," imbaunya.

Hadir dalam acara tersebut, Kabintaldam XVI/Pattimura Kolonel Inf Kosasih, Waka Infolahtadam XVI/Pattimura Letkol Inf Umar. Mantan Panglima Operasi Pusat Komando Jihad Maluku 2000-2002 Ustadz Jumu Tuani dan Abdullah Latuapo, M.

Termasuk para janda dan mantan mujahid Maluku. Serta mereka yang pernah terlibat dalam konflik di Ambon pada 1999 yang berasal dari Kebun Cengkeh, Air Salobar, Leihitu, Salahutu dan dalam kota Ambon.

Narasumber lainnya Abdullah Latuapo mengatakan, kelompok radikal ISIS ini ingin memengaruhi masyarakat yang ada di Maluku agar Maluku yang saat ini sudah aman dan tentram kembali terjadi kerusuhan seperti pada 1999.

"Peristiwa kerusuhan beberapa tahun silam sudah cukup membuat kita menderita. Kalau ada ajaran-ajaran seperti ISIS itu ajaran tidak benar, karena Islam tidak mengajarkan kekerasan antara sesama manusia," katanya.

Sementara itu, Kabintaldam XVI/Pattimura Kolonel Inf Kosasih mengatakan, masyarakat harus bangga berada di Maluku dan menjadi warga negara Indonesia yang diciptakan dengan berbagai suku dan keanekaragaman adat istiadat serta budaya namun, bisa hidup berdampingan dengan aman dan damai.

"Jadi kalau ada yang datang dengan ajaran yang menyimpang dari Alquran itu adalah ajaran yang sesat," timpalnya.

No comments:

Post a Comment

Random Post

Memuat...
Adbox